Sabtu, 19 Maret 2011

Ca Cervix

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ca cervix atau kanker leher /mulut rahim merupakan jenis penyakit kanker yang paling banyak diderita wanita diatas usia 18 tahun. Kanker leher /mulut rahim ini menduduki urutan nomor dua penyakit kanker didunia bahkan sekitar 500.000 wanita di seluruh dunia di diagnosa menderita kanker mulut rahim dan rata-rata 270.000 meninggal tiap tahun (Depkes RI, 2008).
Diperkirakan pada tahun 2010 kanker leher /mulut rahim menjadi penyebab utama mortalitas diseluruh dunia dan pada tahun 2030 diperkirakan terjadi kasus kanker baru sebanyak 20 hingga 26 juta jiwa dan 13 hingga 17 juta jiwa meninggal akibat kanker leher rahim. Peningkatan angka kejadian kanker diperkirakan sebesar 1% per tahun. Pada tahun 2008 disampaikan dalam world cancer report bahwa terjadi 12 juta jiwa pasien yang baru didiagnosis kanker mulut rahim (ca servix).
Sekitar 80% kasus kanker mulut rahim terjadi pada wanita yang hidup berkembang. Di Indonesia terdapat 90-100 kasus kanker mulut rahim per 100.000 penduduk. Kanker mulut rahim adalah kematian nomor satu yang sering terjadi pada wanita Indonesia. Setiap wanita tanpa memandang usia dan latar belakang beresiko terkena kanker mulut rahim.
Sebagai kalangan mahasiswa kesehatan selayaknya mengetahui bahaya ca cervix bagi kehidupan manusia, yang bisa mengancam jiwa manusia itu sendiri. Sebagai mahasiswa kesehatan sepatutnya mampu mengidentifikasi tanda dan gejala dari ca servix serta dapat bertindak dalam memberikan pelayanan terbaik pada pasien yang menderita ca cervix khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.

BAB 2
KONSEP CA CERVIX

2.1 Pengertian
Kanker leher rahim atau carcinoma cervix adalah keganasan dari serviks yang ditandai dengan adanya perdarahan lewat jalan lahir atau vagina, tetapi gejala tersebut tersebut tidak muncul sampai tingkat lanjut, dimana tanda dan diagnosa pasti bisa ditegakkan dengan menggunakan pap smear(Zhukmana, 2009).
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).

2.2 Etiologi
Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui (idiopatik).
2.3 Faktor Predisposisi
1. Status perkawinan
Insiden terjadi lebih tinggi pada wanita yang menikah, terutama gadis yang coitus pertama (coitarche) pada usia < 16 tahun. Insiden meningkat dengan tingginya paritas, apalagi jarak persalinan terlampau dekat.
2. Golongan sosial ekonomi rendah
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
3. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
4. Merokok dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
5. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dam virus papiloma atau virus kondiloma akuminta diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks
6. Sering berganti-ganti pasangan.
Akan meningkatnya resiko terpapar HPV
7. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
8. Insiden meningkat pada pasangan dengan laki-laki yang tidak bersunat
9. Kebiasaan merokok ataupun terpapar karsinogen.
10. Penyakit menular seksual.
11. Memiliki kebiasaan sex yang menyimpang.
12. Menggunakan pil KB lebih dari 4 tahun menaikkan resiko 1,5 – 2,5 kali.
13. Kekurangan vitamin C, asam folat, retinol dan vitamin E.

2.4 Tanda Dan Gejala
 Gejala kanker leher /mulut rahim pada stadium dini :
• Kadang-kadang terjadi pendarahan
• Pendarahan setelah berhubungan intim
• Munculnya keputihan : makin lama, makin berbau busuk, diakibatkan infeksi dan nekrosis jaringan
• Perdarahan setitik pasca senggama dan pengeluaran cairan encer dari vagina, atau perdarahan kontak yaitu perdarahan yang dialami setelah senggama, merupakan gejala Ca Serviks (75-80%)
 Gejala kanker leher /mulut rahim pada stadium lanjut :

• Hilangnya nafsu makan dan berat badan
• Nyeri perut bawah, panggul dan punggung : ditimbulkan oleh infiltrasi sel tumor ke serabut saraf.
• Perdarahan spontan : perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah dan makin lama makin sering terjadi, terutama pada tumor yang bersifat eksofitik.
• Pendarahan dari saluran kencing dan anus
• Keluarnya feaces menyertai urin melalui vagina
• Anemia : terjadi akibat perdarahan pervaginam yang berulang.
• Pebengkakan pada kaki
• Gagal ginjal : infiltrasi sel tumor ke ureter yang menyebabkan obstruksi total.

2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Sitologi/Pap Smear (Prostatic Acid Phosphate)
Keuntungan : Murah dan dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan : Tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Kolposkopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan : dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan : hanya dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelainan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali.
5. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput sendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan para serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
7. Pemeriksaan secara radiologis (CT Scan dan MRI) untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran lokal dari ca tersebut.
8. Servikografi
9. Gineskopi
10. Pap net/pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive

2.8 Penatalaksanaan
Bagi pasien yang terdiagnosa mengalami perubahan abnormal sel sejak dini, maka dapat dilakukan beberapa hal seperti :
1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel servix termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker dan kanker servix telah dapat diidentifikasi, Maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk penyembuhannya, antara lain :
1. Operasi atau hysterectomy yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.
2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Keperawatan
a) Biodata
Umur, resiko tinggi 30-60 tahun, perkawinan muda, jumlah anak, usia pernikahan.
b) Riwayat Kesehatan
Adanya penggunaan kontrasepsi pil.
c) Keluhan Utama
 Tahap dini : keputihan, perdarahan pervaginam, nyeri, gangguan miksi.
 Tahap lanjut : perdarahan pervaginam yang terus - menerus, nyeri perut
bagian bawah, edema.
d) Status Ginekologi dan obstetri
 Siklus menstruasi: terjadi perdarahan intramenstruasi (diluar siklus)
 Perdarahan post coitus
 Keputihan
e) Aktivitas sehari-hari:
 Pola makan: anoreksia, vomiting.
 Pola eliminasi: inkontinensia urine, alvi
 Pola aktivitas dan tidur terganggu, terasa nyeri.
f) Riwayat Psikososial :
Konsep diri, emosi, pola interaksi, mekanisme koping, problem menonjol adalah mengingkari, marah, perasaan putus asa dan tidak berdaya, depresi atau bahkan memusuhi.
g) Pemeriksaan Fisik
 Kepala dan leher: rambut rontok, anemis
 Abdomen: teraba massa bila sudah metastase
 Genetalia: kotor, cairan keputihan, bau.

3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut/kronik b.d penekanan serabut saraf oleh infiltrasi sel kanker ke jaringan sekitar.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan metabolisme tumor.
3. Kurang perawatan diri b.d adanya kelemahan fisik.
4. Gangguan konsep diri b.d adanya bau khas kanker yang mengganggu.
5. Perubahan terhadap pola seksual b.d adanya perdarahan yang terus menerus dan keputihan.
6. Penurunan cardiac output b.d penurunan kadar sel darah merah

3.3 Intervensi Keperawatan
a). Dx 1 : Nyeri akut/kronik b.d penekanan serabut saraf oleh infiltrasi sel kanker ke jaringan sekitar
Tujuan: Klien mendemonstrasikan keadaan yang bebas dari nyeri
KH: Klien rileks dan tidak kesakitan Skala nyeri 0-3 Tekanan darah dan nadi dalam batas normal (100-30/ 60-80 mmHg).
Intervensi :
1. Kaji tingkat nyeri klien dalam skala 0-10 ( R/: menentukan intervensi selanjutnya)
2. Observasi tanda-tanda vital (R/: penyimpangan TTV dari batas normal merupakan hal yang perlu diwaspadai oleh perawat dan bisa segera dilakukan intervensi lebih lanjut).
3. Ajari klien tehnik distraksi dan relaksasi (R/: tehnik distraksi dan relaksasi telah terbukti dapat mengurangi nyeri secara non farmakologis).
4. Ajak klien berbicara tentang hal-hal yang menyenangkan dan kegiatan klien sehari-hari. (R/: merupakan salah satu cara mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri yang dirasakannya).
5. Kerjasama dengan tim medis dalam memberikan terapi analgesik (R/: analgesik bekerja dengan menghambat nosiseptif nyeri menempati reseptornya, sehingga nyeri tidak dirasakan lagi).

b). Dx 2 : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan metabolisme tumor.
Tujuan: Klien mendemonstrasikan keadaan nutrisi yang adekuat
KH : Tidak terjadi penurunan BB dan antropometri tubuh Klien bebas dari mual dan muntah
Intervensi :
1. Kaji intake nutrisi klien setiap hari (R/: memungkinkan perawat dapat mengetahui status nutrisi klien).
2. Kaji BB dan antropometri tubuh setiap hari (R/: menemukan adanya penyimpangan dari normal sedini mungkin).
3. Berikan diit TKTP (Protein diperlukan untuk regenerasi sel dan pemuihan).
4. Perbanyak intake buah-buah dan sayur (R/: vitamin dalam buah dan sayur sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh)

c). Dx 3 : Kurang perawatan diri b.d adanya kelemahan fisik.
Tujuan: Klien mendemonstrasikan keadaan perawatan diri yang terpenuhi
KH: Penampilan klien bersih Klien terawat Kebutuhan ADL klien dapat terpenuhi
Intervensi :
1. Kaji kemampuan klien dalam merawat diri (R/: memungkinkan perawat dapat memberikan intervensi yang sesuai).
2. Bantu klien dalam perawatan dirinya seminimal mungkin (R/: klien dapat terpenuhi kebutuhan perawatannya).
3. Dorong klien untuk melakukan hal-hal yang mampu dilakukannya sendiri secara mandiri (R/: memandirikan klien secara bertahap, sehingga klien tidak terlalu bergantung pada perawat).
4. Kerjasama dengan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar (R/: keluarga sebagai mitra kerja perawat dalam memenuhi kebutuhan klien).

Daftar Pustaka
Sudiana, I Ketut. (2008). Patobiologi Molekuler Kanker. Jakarta : Salemba Medika, hal 27-59

Zhukmana, Aulia. (2009). Laporan Pendahuluan Carcinoma Cervix. http://www.scribd.com/doc/16308810/LP-CA-Cervix-Zhukma (akses tanggal 26 September 2009)

Ircham, Raden. (2008). Keperawatan maternitas Ca Cervix. http://kaeperawatanmaternitas.blogspot.com/2008/09/cancer-servic.html (akses tanggal 26 September 2009)

Sarengat, Ika. (2007). Penanganan Ca Cervix. http://susternada.blogspot.com/2007/07/penanganan-ca-cervix.html (akses tanggal 26 September 2009)

Wikipedia. (2009). Cervical Cancer. http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_leher_rahim (akses tanggal 24 September 2009)

Anonymous. (2009). Kanker Rahim. http://kesehatan.07x.net/index.php/cervicalcancercat/58-kanker-rahim-cervical-cancer.html (akses tanggal 24 September 2009)

Anonymous. (2009). Natural history of cervical cancer. http://pdfdatabase.com/download_file_i.php?file=1628579&desc=cervix+.pdf (akses tanggal 24 September 2009)

Anonymous. (2008). Penyakit kanker leher rahim. http://www.infopenyakit.com/2008/07/penyakit-kanker-leher-rahim-serviks.html (akses tanggal 2 Oktober 2009)

Admin. (2008). Penyebab dan gejala kanker leher rahim. http://www.f-buzz.com/2008/07/30/penyebab-dan-gejala-kanker-leher-rahim/. (akses tanggal 2 Oktober 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar